JAKARTA, TRIBUNNEWS.COM-Wabah virus corona memaksa seluruh umat beragama untuk menyesuaikan doanya kepada Sang Pencipta.
Muslim membatalkan sementara sholat Jum’at. Umat Katolik juga menikmati streaming dalam dua minggu terakhir.
Demikian pula, umat Hindu juga merasa bahwa perayaan Nyepi sangat berbeda dari tahun sebelumnya.
Untuk meramalkan penyebaran virus korona, umat Hindu dipersilakan untuk berpartisipasi dalam doa di rumah.
Bacaan: Sekelompok pemain dari wakil kepala sekolah Ganggang Anjia merayakan Hari Raya Nyepi
Prosedur mengadakan upacara untuk memperingati Nyepi, yaitu Melasti dan Tawur Kesanga, diadakan di sidang terbatas. -Yang terbaik adalah dilakukan oleh orang yang sopan. Ketika orang Hindu yang sedang tidak bertugas diundang ke rumah mereka untuk berdoa.
Pada hari raya Nyepi ini, Rabu (2020/4/25) Tribunnews.com mengunjungi Pura Aditya Jaya Ramawangun di Jakarta Timur. Baca: Wapres Maruf: Saat wabah korona, semangat diam dan jarak sosial saling melengkapi-tak ada aktivitas di dalam, bahkan kelenteng pun ditutup rapat. Pintunya terkunci dan dua spanduk besar dipasang.

Spanduk pertama datang dari Perusahaan Pengelola Kelenteng Aditya Jayalawamangon. Pihak kelenteng mengumumkan bahwa persembahyangan tidak akan dilakukan di kelenteng sampai pemerintah menyatakan tidak ada bahaya Covid-19 atau virus corona .— Spanduk kedua adalah ucapan selamat dari Direktorat Jenderal Bina Umat Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia pada Gaka Selamat Tahun Baru Nyepi 1942.
Seperti daerah lain termasuk Bali, ogoh-ogoh Pura Aditya Jaya Rawamangun Pawai telah dibatalkan. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran tajuk semakin meningkat. “Oh, bagus,” kata seorang penduduk, rumahnya dekat Pula Aditya Jaya Lavamangon.