Jakarta, TRIBUNNEWS.COM-Fahri Hamzah, wakil ketua Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), menekankan keseriusan aktor negara dalam mengelola pandemi Covid-19.
Fahri mengatakan bahwa dunia saat ini dilanda krisis yang disebabkan oleh pandemi virus korona. Namun, ia meyakini bahwa para elit di negeri ini tidak terlalu peduli dengan dampak krisis global. Hal ini disampaikannya dalam wawancara langsung IG IG, berjudul “ Fahri and Political Street Street Gelora ”, Jumat (06) / 26/2020)

Baca: Komite Ketujuh, pemotongan anggaran Alex Noerdin yang mengecewakan untuk vaksin Covid-19- “Bayangkan krisis besar yang melanda dunia Itu berantakan. Komitmen presiden adalah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 7%. Hari ini, jumlah kejatuhan di negara ini telah menurun dan pemerintahannya telah jatuh, tetapi karena keinginan ini, kami menyalahkan segalanya pada diri kami sendiri, “kata Fahri .– – “Sebuah krisis besar terjadi, ia menambahkan:” Jika ada masalah, ideologi, hal-hal yang belum jelas belum selesai. “
Mantan wakil presiden Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia percaya bahwa dalam pemerintahan pandemi ini, Para pemangku kepentingan tidak menunjukkan sikap yang serius .
Fahri memberi contoh. Ketika masyarakat berada dalam kesulitan karena memburuknya situasi ekonomi, karena Undang-Undang Ideologi (HIP) Pancasila, elit politik sebenarnya Pancasila sedang diperdebatkan.
Bahkan, menurut Fahri, ideologi Pancasila adalah final untuk rakyat Indonesia dan tidak ada keraguan tentang hal itu .
” Setelah dua dekade reformasi, ternyata konsep negara dan konsep reformasi tidak dipahami oleh elit. “Semua perdebatan tentang masalah sepele sebenarnya tidak perlu diperdebatkan,” katanya. Fahri