Menurut reporter Tribunnews.com Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, Kepala Humas Kepolisian Daerah Metropolitan Jaya Pol Yusri Yunus mengatakan bahwa ketika Ada dua jenis pengemudi ketika mereka diserang karena mereka tidak mengikuti aturan di bawah pembatasan sosial skala besar yang ditetapkan oleh pemerintah (PSBB).
Menurut Yusri, dua tipe pengemudi ini ditemukan oleh polisi tiga hari setelah memasuki PSB untuk mengimplementasikan PSBB. Kategori pertama adalah driver yang mengerti dan memahami aturan PSBB tetapi tidak peduli.
“Contoh pemecatan adalah bahwa kendaraan tidak mengenakan topeng.” Pak, Anda tahu bahwa peraturan harus mematuhi mengenakan topeng, yang wajib. “Yusri (Yusri) kepada tim media, mengatakan Senin (13/4/2020):” Buka dari tas, ada topeng. Kasus pembacaan korona yang terdokumentasi dengan baik: YLKI: Permenhub No. 18 Tahun 2020 harus dibatalkan-Boleh: hidup mandiri, Bima Arya menjelaskan persiapan untuk Kota Bogor sebelum PSBB yang dimulai pada hari Rabu – Bca: 2020 4 Corona Global diperbarui pada tanggal 13: 60.000 pasien pulih di Jerman di luar China dan Jerman, Yusri mengatakan, di samping itu, ada beberapa jenis driver yang tidak tahu atau mengerti keberadaan PSBB. , Mereka mengklaim tidak mengetahui aturan yang diizinkan dan dilarang selama PSBB.

“Astaga, saya tidak tahu Pak Dia menyimpulkan: “Kami memakai topeng dan diminta untuk memberi tahu orang lain bahwa besok, tidak akan ada orang kaya lagi karena sanksi.” – Seperti yang dilaporkan sebelumnya, Kepala Transportasi Departemen Kepolisian Jakarta (Dirlantas) Sambodo Purnomo Yogo mengatakan polisi telah menetapkan sebanyak 33 pos pemeriksaan atau pos pemeriksaan untuk memantau pembatasan kendaraan selama pembatasan sosial besar-besaran (PSBB) di DKI selama 14 hari ke depan. Jakarta. Sambo mengatakan: “Untuk alasan ini, kami bergabung dengan Departemen Transportasi dan mendirikan 33 pos pemeriksaan di Jakarta.” Jumat (4/10/2020) di Kantor Polisi Kota Jakarta di Jakarta. Sambo mengatakan bahwa 33 pos pemeriksaan didistribusikan di Jakarta. Diantaranya, beberapa tempat umum seperti beberapa pintu masuk dan terminal di Jakarta. Dia mengatakan: “Terutama di pintu masuk ke Jakarta, seperti Kalideres, Ciputat, kemudian Caman, Kembangan dan beberapa lokasi lainnya di Jakarta Timur. Ini termasuk terminal Pulo gebang, Kampung Rambutan, Kalideres, Tanjung Priok dan Senen.” Sambo mengatakan bahwa tidak hanya itu, partainya juga menempatkan pos-pos pemeriksaan ini di banyak pintu tol ke dan dari Jakarta. “Jakarta,” pungkasnya.