Arief Poyuono, wakil ketua partai TRIBUNNEWS.COM-Gerindra di Jakarta, menyesalkan bahwa Satuan Tugas Oposisi Co-19 Dewan Perwakilan Rakyat percaya bahwa ada lebih banyak obat herbal Tiongkok daripada yang dibuat di Indonesia untuk mencegah wabah korona. 19 DPR, “kata Arief dalam keterangan dari Jakarta, Selasa (28/4/2020). Menurut Arief, produk herbal China yang didistribusikan oleh Satgas DPR dari China belum terbukti memiliki efek medis dan menyembuhkan Covid- 19 pasien.
Baca: Pengusaha bisnis herbal yang kecewa, tim menentang impor herbal Covid-19 DPR dari China
“Bahkan orang Cina tidak dapat menggunakan herbal untuk mengelola Covid-19, mengapa mereka bahkan percaya Herbal yang diimpor dari China, “kata Arief.

Karena itu, Arief mendesak masyarakat untuk mengkonsumsi tanaman obat Indonesia untuk bertahan melawan virus corona, seperti halnya Presiden Jokowi Arief mengatakan: “Setelah mahkota Indonesia ditemukan, telah ditentukan bahwa epidemi korona sudah mengkonsumsi tanaman obat. Sekarang, Presiden sekarang lebih sering minum rempah-rempah olahan khas Indonesia.
Asosiasi Pedagang Jamu (GP) kecewa dengan hal ini. Gugus tugas menentang Covid-19 DPR mengimpor sejumlah besar obat-obatan herbal dari China untuk pengobatan pasien-pasien Covid-19.
Baca: Phytotherapy akan menargetkan Covid -19 pasien diuji untuk meningkatkan kekebalan-Dwi Ranny Pertiwi, Ketua GP Terapi Tanaman, mengumumkan bahwa presiden dan presiden GP Herbal di Indonesia dengan jujur menentang impor produk-produk herbal yang dilaksanakan oleh kelompok kerja Dewan Perwakilan Rakyat Covid-19 di Negara Tirai Bambu .
“Saya tahu resep yang terkandung di dalamnya dapat dilakukan oleh herbal impor yang disediakan oleh kelompok kerja DPR,” Dwi mengadakan pertemuan virtual dengan Komite VI DPR Jakarta pada Senin 2020 (27/4/04). Mengatakan di atas.
“Terus terang, kelompok kerja DPR tidak mempertimbangkan phytotherapy kami di Indonesia, saya meminta agar segera diperbaiki,” lanjut Dwi. Herbal dari Tiongkok yang dilakukan oleh kelompok kerja Covid-19 DPR belum Konsultasikan dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (BPOM) dan industri jamu nasional .——————————————————————————— Menurutnya, penggunaan jamu bukan dalam materi, tetapi dalam apresiasi industri jamu. Saya gugup dan bersemangat, tetapi inilah yang dibutuhkan oleh banyak anggota dan herbal Indonesia. “,” Kata Dwi.