Jakarta TRIBUNNEWS.COM-Fachrul Razi, Menteri Agama, pada rapat kerja yang diadakan dengan Komite Kedelapan Parlemen Indonesia pada hari Kamis, mengusulkan peningkatan 8,3 triliun rand dalam anggaran untuk menginstruksikan Kementerian Agama pada tahun 2021 ( Batas atas indikatif (Jimenag) (6/25/2020).
Mengenai masalah ini, ketua Komite Kedelapan, Fraksi Geredra Republik Demokratik Jerman M. Hushni (Mushuni) menekankan frekuensi anggaran Kementerian Agama dari waktu ke waktu (SILPA).
“Kami melihat bahwa SILPA 2019 telah menemukan lebih dari 2 triliun rupiah, yang sebagian besar berada di Pendis (Direktur Biro Pendidikan Islam). Meskipun kami juga mengenal Muslim, petani sangat membutuhkan bantuan semacam ini,” Husni mengatakan bahwa akan ada pertemuan dengan Menteri Agama, Kamis (25/6/2020).

Housni juga menyebutkan bahwa dalam pertemuan pleno terakhir, Kementerian Agama juga menyediakan 2,5 triliun rupee bantuan, tetapi ini belum dijelaskan di mana anggaran dilaksanakan.
Demikian pula, sebelum guru bingung, laporan anggaran 2021 yang dianggap Husni tidak termasuk bantuan kepada pengemis Madrasah.
Baca: Departemen dan lembaga tidak dapat lagi meminta anggaran daerah
“Maaf, presiden ini tampaknya tidak mewakili kami atau Komite Kedelapan. Itulah yang saya maksud, jadi, jika saya, Tuan Presiden, saya minta maaf, jika Dengan laporan seperti itu, saya akan mengangkat tangan dan menolak secara langsung, “kata Hosni. -Menurut Husni, anggota Komite Kedelapan DPR, Nasden Satori, juga menyoroti masalah SILPA. Satori mengatakan, anggaran nasional 2019 Kementerian Agama saja mencapai 66,4 triliun rupee. Namun, hasil anggaran hanya menyumbang sekitar 96,28%, atau setara dengan 63,9 triliun rupiah. Menurutnya, ada SILPA yang cukup besar setiap tahun. Satori berkata: “Faktanya, sampai anggaran tahunan biasanya SILPA, ini cukup bagus.”
Meskipun dia menyebutkan sebuah departemen yang jarang didanai. Tetapi ada beberapa departemen dengan anggaran besar, tetapi mereka biasanya tahu SILPA.