TRIBUNNEWS.COM-Terkait ancaman pandemi Covid-19, Badan Bea Cukai dan Karantina Pertanian memusnahkan materi media (HPHK / OPTK) Jayapura dan Tanjungbalai untuk hama dan penyakit hewan dan tumbuhan karantina, Kamis (9/4) lalu. — Bea Cukai Jayapura dan Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura kembali memusnahkan 47 kilogram solid cargo berupa vanilla dari Papua Nugini, serta HPHK / OPTK berupa 18 ekor ayam dari Surabaya dan dari tenggara Maluku, dan Dua biji pisang. Hadi Vijaya, Direktur Divisi Penindakan dan Penyidikan Bea Cukai Jayapura, mengatakan: “Vanili adalah bagian penting dari Bea Cukai Jayapura dan diserahkan ke Pusat Karantina Pertanian Jayapura untuk dimusnahkan bersama dengan departemen imigrasi dan karantina.” – Dia menambahkan, Produk hewan dan tumbuhan yang masuk ke wilayah Jayapura tanpa dokumen resmi dari tempat asalnya, menurut aturan, jika tidak dilepas akan dimusnahkan. Total nilai ekonomi seluruh HPHK dan OPTK yang dimusnahkan kali ini diperkirakan sekitar 85 juta rupiah.
Bahkan dalam kasus pandemi Covid-19, penghancuran ini masih di luar pertimbangan keamanan. Hardy mengatakan, proses pemusnahan dilakukan oleh dua perwakilan resmi dengan menggunakan alat pelindung diri yang lengkap untuk mencegah penyebaran virus dan bakteri HPHK / OPTK dari pemusnahan.
Penyebaran berbagai virus seperti HPHK / OPTK flu burung ,. Itu HPHK dan OPTK, termasuk daging olahan, buah dan sayur.
Kepala Kantor Bea Cukai Teluk Nibung mengatakan, alasan dimusnahkannya Wayn Sapta Dharma, HPHK dan OPTK kali ini adalah gugatan terhadap barang bawaan penumpang di Terminal Penyeberangan Teluk Nibung. Ia mengatakan: “Dari Februari 2020 hingga Maret 2020 Selama periode tersebut, barang yang dimusnahkan adalah barang bawaan penumpang yang memasuki Terminal Penyeberangan Internasional Teluk tanpa dokumen karantina, dan dilarang masuk. ”
Dalam pelaksanaan di lapangan, Bea Cukai Teluk Nibang dan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjungbalai Asahan Selalu bekerja sama untuk melindungi operator HPHK dan OPTK dari ancaman masuk.