
TRIBUNNEWS.COM – Untuk mencegah pemberantasan narkoba, pegawai bea cukai, terutama yang bekerja di penegak hukum (P2), didesak untuk terus memperbarui diri dan meningkatkan keterampilan dan pemahaman mereka tentang perkembangan kejahatan terkait dengan perdagangan narkoba. Salah satunya adalah mengikuti pelatihan atau peningkatan kesadaran terkait pemberantasan narkoba, dan kemudian online (03/06) Rabu (03/06) karyawan kantor bea cukai pusat regional di Jawa (Canville) online. Latar belakang pemberantasan 700 praktisi bea cukai di seluruh Indonesia mengikuti perdagangan narkoba ilegal dengan tujuan membuat semua praktisi bea cukai memahami peran bea cukai dalam memerangi narkoba, yang merupakan tanggung jawab yang melekat dari pelindung masyarakat. -Dalam proses sosialisasi, kepala bea cukai internasional dan antarlembaga R. Syarif Hidayat menyebarkan informasi tentang narkoba di Indonesia. “Menurut Presiden Indonesia, Indonesia saat ini dalam keadaan darurat narkoba. Kita semua tahu bahwa narkoba atau narkotika adalah barang selundupan, dan sebagai pejabat bea cukai, kita memiliki salah satu fungsi menjadi pelindung masyarakat, dengan kata lain, kita bertanggung jawab Mengawasi dan mencegah narkoba memasuki Indonesia. Demikian pula, Tery Zakiar Muslim, Direktur Biro Pengawasan Narkoba dan Bea Cukai, menjelaskan bahwa peran dan strategi pabean dalam menghilangkan aliran ilegal obat-obatan narkotika telah menjadi masalah sosial. Akar penyebabnya. Permintaannya kuat. Saat ini, pasokan obat terbesar yang beredar di Indonesia berasal dari Cina dan Malaysia, yang sebagian besar masuk ke Indonesia melalui laut.
“Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pasokan dan permintaan obat-obatan ini mungkin tinggi, alasan pertama adalah bahwa Dampak dari komunitas-beberapa komunitas di komunitas dan zat adiktif yang terkandung dalam narkotika itu sendiri.Kedua, karena keuntungan, harga obat-obatan narkotika asing adalah sekitar 500.000 per gram, bahkan di Cina. Dia tahu bahwa harga per gram hanya puluhan ribu, dan harga obat-obatan narkotika yang dijual di Indonesia adalah 1,5 juta rupee per gram, yang mempengaruhi alasan banyak pemasok untuk menyelundupkan narkoba di Indonesia, “jelas Terry. Untuk menghilangkan perdagangan narkoba ilegal, Bea Cukai telah mengembangkan strategi yang mencakup bisnis yang dilakukan melalui Kelompok Obat Narkoba Bersih (BERSINAR). — “Salah satu strategi bea cukai untuk menghilangkan peredaran. Narkoba ilegal ini ada dalam Operation Brilliance. Strateginya adalah mengikuti Internet. Tidak hanya surat akan dihentikan, tetapi juga serikat pekerja dan partai politik yang paling diuntungkan dari kegiatan ini. Dalam pemberantasan narkoba ini, bea cukai juga bekerja sama dengan personel penegak hukum lainnya (seperti Administrasi Narkotika Nasional, Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Nasional, Pollard, dll.), “- tambahnya. – Perlindungan orang Indonesia dari perdagangan obat terlarang Sehingga di masa depan mereka dapat bekerja sama dengan kantor pusat bea cukai, kantor regional dan layanan untuk menghilangkan narkoba. (*)